Friday, January 1, 2016

ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA,

PERANAN MAJELIS PEMBIMBING DAN

FUNGSI KWARTIR-KWARTIR GUGUSDEPAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr.H.Tamsik Udin, M.Pd


Disusun Oleh :
1.      Anita Rahayu
2.      Endang Widiastuti (1414171006)
3.      Safikri Taufikurrohman


Tarbiyah: PGMI / A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015 M/1436 H

Saturday, December 5, 2015

SUBYEK PENDIDIKAN (GURU)

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan pada anak didik disekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimikinya ia dapat menjadikan anak didiknya menjadi orang yang cerdas. Setiap guru mempunyai kepribadain masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampoingkan dari kerangka eberhasilan belajar mengajar untuk mrngantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian dari kepribadian itulah mempengaruhi pola kepemimipinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas belajar mengajar di kelas pandangan guru terhadap anak didik akan mempengaruhi kegiatan belajar di kelas guru yang memandang anak sebagai individual dengan segala perbedaan dan kesamaan akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk sosial.

Friday, October 23, 2015

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA,

PERANAN MAJELIS PEMBIMBING DAN

FUNGSI KWARTIR-KWARTIR GUGUSDEPAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr.H.Tamsik Udin, M.Pd


Disusun Oleh :
1.      Anita Rahayu
2.      Endang Widiastuti (1414171006)
3.      Safikri Taufikurrohman


Tarbiyah: PGMI / A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015 M/1436 H

Wednesday, October 14, 2015

dasar ontologis ilmu



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ontologi atau biasa disebut dengan teori hakikat setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai menghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-objek itu dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya. Inilah sebabnya bagian ini dinamakan teori hakikat. Ada yang menamakan bagian ini Ontologi. Socrates menggambarkan akal merupakan segalanya, dan merupakan pokok serta satu-satunya jalan yang dapat menuntun manusia mencari kebenaran. Ia berfilsafat untuk hidup, karena dengan berpikir maka eksistensinya sebagai manusia